Saturday, September 03, 2016

Mata dan empat penjuru rasa

Kemudian malam-malam seperti ini membentakku,
Membentak rasa damai yang kubuat sejujur dan seiklas waktu,
Demi dua cerita kelak yang harus aku pertanggung jawabkan pada dunia dan noda,
Cukup udara saja aku hirup pelan dan biarkan berhempus di dalam hati,
Ketika hati dan logika sulit bertemu pada lelah-lelah yang tak harus disalahkan,
Aku kemudian diam...

Dari dua malam berganti gelap
Aku memahami dan selalu terulang lagi
Aku berkata dan selalu aku sudahi
Ada apa denganku dan doa-doa ku?