Saturday, September 03, 2016

Mata dan empat penjuru rasa

Kemudian malam-malam seperti ini membentakku,
Membentak rasa damai yang kubuat sejujur dan seiklas waktu,
Demi dua cerita kelak yang harus aku pertanggung jawabkan pada dunia dan noda,
Cukup udara saja aku hirup pelan dan biarkan berhempus di dalam hati,
Ketika hati dan logika sulit bertemu pada lelah-lelah yang tak harus disalahkan,
Aku kemudian diam...

Dari dua malam berganti gelap
Aku memahami dan selalu terulang lagi
Aku berkata dan selalu aku sudahi
Ada apa denganku dan doa-doa ku?

Monday, April 25, 2016

Catatan Malam

Untuk sekian kalinya malam bersahabat dengan ku
Membawa mimpi, nafsu, dan kenangan
Menghimpit rasa, waktu dan ketenangan
Aku bisa bercanda denganmu
Aku pun bisa sedih karenamu

Malam,

Aku menulis rasa dan asa dalam sunyimu
Agar semuanya tidak terbias keesokan harinya
Lalu malam berbatas pagi yang hampir kembali
Melewati jutaan doa yang teriring tak bosan terucap

Sunday, April 17, 2016

Jauh dalam dua, dua rasa, dua hati

Maaf,

Perempuan yang disana, dalam jauhku dan dengan ribuan perasaan yang berkesimpulan.

Perempuanku jauh disana, bermain dengan waktu yang tersepakati bersama, dalam rajutan rindu masing-masingnya.

Ketika masa yang kedua kali bermain kembali untuk menyusun senyum-senyum itu kelak, untuk sebuah rasa aman dan nyaman yang memaksa dan menyudutkan gelisah waktu yang biasa ternikmati.

Kemudian semua ini mengembalikanku kedalam malam yang harus aku pasrah dan ceritakan berderet rapi satu persatu.

Jangan bertanya lagi pada doa yang terpanjatkan, sesungguhnya Dia maha tahu segala hal.

Harapan dan harapkan seluruhnya dan sebagian yang kami enggankan dalam keadaan dan kenyataan.

Sungguh aku selalu ada dan disini tak pernah pergi...perempuan dalam jauh.